Mengenai Saya

Foto saya
padang, padang, Indonesia
i am a muslim islam my din Allah my lord his word quran Muhammad prophet praise upon him i am a muslim for all of time born to be the champion(me) i want to be a good muslim insya Alloh semua yang di posting dikemas sedemikian rupa agar gampang di bawa kepasar..hehehe

teman kita


Rabu, 09 November 2011

pacaran islami????emank ada?

”sungguh, jauh lebih baik kepala seorang diantara kalian ditusuk dengan jarum jahit yang terbuat dari besi dari pada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya”(hadis riwayat thabrani
“sungguh aku tidak berjabat tangan dengan wanita”(HR tarmizdi)
ckckckckckckck. Nah kalo buat kamu yang nggak begitu jelas dengan apa sih itu aktifitas pacaran, (hee.. emang ada sekarang yang nggak ngeh apa itu pacaran), itu tuh, cowok ama cewek yang sama-sama suka, trus bikin komitment...ga tau apa tuk komitny(ituloh komit yang obat batukk.....itu komik mell)
Fiuhhh, ngemengin tentang cinta emang nggak da matinya(ternyata cinya itu hidup ya), pasti semua bakalan cling deh semangatnya. Termasuk yang baca kali`, heee.... *maksudnya*Virus cinta emang sudah melanda siapa aja yang berjudul manusia yang punya rasa cinta dan kasih sayang.
Nah, Nah anehnya, tren pacaran udah kayak santai ajah tuh ditanggapi ama orang- orang sekitar kita, walaupun anak atautetangga kita itu belum nikah. Dalam pikiran mereka, yaah wajar laah, namanya juga remaja. Tren nya pun aneh-aneh. Dari mulai yang backstreet, karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang berani tanpa tedeng aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, pokoknya kumplit dari mulai level beginner, intermediate, ampe yang master banget.
Nah, masalahnya ada beberapa may be dari kamu yang udah tau kalo pacaran adalah nggak boleh, cuman masih pada ngeles dengan bilang en ngasih lebel hubungan mereka dengan `pacaran islami`.
Hee.. lucu ya? emang!!.
Tapi kamu ngakuin ato nggak, bahkan hati kamu lebih dari tau kalo semua tuh sebenarnya cuman sekedar kya upaya buat melegalkan aktivitas baku syhawat  laki-laki n perempuan non mahram. Artinya kamu pengen Islam, tapi pengen pacaran juga? ada-ada aja!(emank ada, hehe)
sis and bro, dalam islam tuh nggak ada istilah pacaran, alias hubungan dekat kalo kamu belum nikah.  deketan aja belum boleh apalagi yang udah nyampe tingkat maternya. Maksiat is maksiat. en tentu ajah dosa.
Jangan dikira ya, karena kamu bilang toh aktivitas pacaran kamu nggak sebrutal yang laen- laen. Kan aku pacarannya tetep pake jilbab, dia kan juga pake baju koko dan berjenggot, trus kan juga mojoknya di masjid. Mangkanya disebut pacaran Islami trus kali ajah malaikatnya amnesia gituh nulis di catetan dosanya. Heleh.. yang bener ajah deh. asal cakap aja nya kau bah(berbakat jadi orang batak aku...hehehe)
Pren, gimana kalo kita lebih belajar lagi soal aturan Alloh subhanahu wata`ala. biar entar, jangan sampai aktivitas maksiat berubah jadi halal soalnya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa plus nggak bener tuh. Nah kalo gini ya ceritanya, kan kita udah tau semua tuh kalo daging babi adalah haram, trus kalo ada yang nyembelihnya nyebut nama Alloh bakal jadi halal gituh, en disebut daging babi islami? Ya nggak laaaaah!!..hm hm hm please deh(ma lebay.com)
So, nggak ada istilah pacaran islami, pren. Dosa is tetep dosa. Kali kita nganggap semua itu pacaran islami karena semangat kita gedhe tentang islam tapi miskin ilmu tentang islam itu sendiri.kalau gitu kita harus mencari lagi apa itu defenisi gede..siipp ya. Jangan salah, yang kya gini juga bahaya loh. Bukan apa-apa, mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga harus dipelajari. Nah biar kamu jadi sayang trus ngerti islam, makanya kudu tuh(buah kudu,,) yang namanya kenalan dulu. Kan nggak kenal maka nggak sayang toh. Dan supaya kamu semua bisa sayang, bahkan ikut ngebelain kalo ada orang yang berusaha memadamkan cahaya Islam, salah satunya ya kudu belajar ilmu islam tadi.
Kalo kamu ngaku muslim, so pasti ada konsekwensinya dunk. salah satunya aja, ngejaga diri biar nggak nodain Islam dengan kreativitas aktivitas maksiat, ya kaya `pacaran islami` tadi contohnya.
Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran. InsyaAlloh masih banyak cara laen yang lebih di ridhoin sama Alloh. Entar, sabar..kalo dah abies ijab kabul. Kan Kamu muslim...kan?
nah kalau menurut hadist rasulnya kan ada juga tuh.




selanjutnya yang ini yang ane copy di blog tetangga, tapi lupa siapa....hehehe...ijin ya :)

ETIKA PERGAULAN LAWAN JENIS DALAM ISLAM 

1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis 
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30). 
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31). 

2. Menutup Aurat 
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59). 

3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).

4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341). 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).

5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32). 
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530). 

6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis 
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448). 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).

Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang mana, apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya." (HR. Bukhârî dan Muslim). 

Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang bisa mendekati perzinaan. (Lihat Hirâsatul Fadhîlah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid, hal. 94-98). Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isrâ': 32).

Hukum Pacaran 
Setelah memerhatikan ayat dan hadits di atas, maka tidak diragukan lagi bahwa pacaran itu haram, karena beberapa sebab berikut: 
  1. Orang yang sedang pacaran tidak mungkin menundukan pandangannya terhadap kekasihnya. Awal munculnya rasa cinta itu pun adalah dari seringnya mata memandang kepadanya.
  2. Orang yang sedang pacaran tidak akan bisa menjaga hijab.
  3. orang yang sedang pacaran biasanya sering berdua-duaan dengan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah
  4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya
  5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara laki-laki dengan wanita, meskipun itu hanya jabat tangan.
  6. Orang yang sedang pacaran, bisa dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.
Perhatikan kembali etika pergaulan dengan lawan jenis dalam Islam yang telah kami sebutkan di atas. Berapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh orang pacaran? Dalam kamus pacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkan pacaran, lalu bagaimana kalau semuanya?




saudariku....indahnya jilbabmu

Salut, kagum, senang, dan rasa bahagia lainnya ketika mendapat kejutan yang menyejukkan batin. Seorang kawan yang dulu tomboy dan punya karakter suka bicara ceplas-ceplos, kini telah berubah penampilan dan tabiatnya.
Tanpa sengaja bertemu dalam sebuah majelis, saya tidak dapat mengenalinya jika tidak disapa lebih dulu. Wajahnya kini semakin manis, pakaiannya anggun menenteramkan kalbu, gaya bicaranya sopan, halus dan santun. Saya terkagum dengan perubahan dirinya, Subhanallah, ia kini telah menutup aurat, menjaga dirinya dari korban budak mode, membungkus tubuhnya sebagai bentuk ketakwaan pada Allah dan Rasul-Nya.
Di satu sisi lagi, saya dikejutkan oleh pemandangan yang membuat mata saya panas, memerah dan pahit. Kerongkongan saya tersekat. Seorang sahabat yang dulunya anggun dalam balutan hijab, kini telah melanjangi kehormatannya. Kepala dan tubuhnya menjadi tak bernilai karena hijabnya telah dia lepas, terkoyaklah iman dan izzahnya. Astaghfirullah.
Dulu ketika lajang ia merupakan gadis yang cantik, cerdas dan menyenangkan. Namun pernikahan telah merobek iman yang dulu tersemat anggun dalam kuncup hatinya. Ia kini tampil penuh percaya diri dengan busana seksi layaknya wanita jahiliyah, lepas sudah hijabnya, robek dan jatuh kehormatannya sebagai wanita salehah.
Pemandangan nyata yang kontras, yang memiliki renungan dan hikmah. Maha benar apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memberinya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikannya dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki gunung…..” (Al-An’am 125).
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk pada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al-Qashash 56).
Betapa mahalnya sebuah hidayah. Mempertahankan keistiqamahan hidayah membutuhkan perjuangan yang panjang dan menguras airmata. Begitu pula bagi muslimah yang telah berkomitmen menjadikan islam sebagai jalan hidupnya. Hendaknya memasukinya secara kaffah dan sungguh-sungguh. Sesungguhnya gemerlap duniawi yang membuat wanita menanggalkan hijab merupakan godaan musuh-musuh islam yang menginginkan muslimah itu hancur, selanjutnya jika muslimah sudah hancur dan terenggut imannya, sangat berpotensi menular pada orang sekitarnya.
Wanita yang menanggalkan hijab setelah Allah meneteskan sepercik hidayah, tempatnya adalah neraka, dan tidak layak berharap akan surga, karena dalam hadits shahih muslim Rasulullah telah mengabarkan, wanita yang berpakaian tapi telanjang tidak akan mencium bau surga. Sedangkan di dunia, akan menjadi bahan tertawaan musuh-musuh islam yang gigih melunturkan iman muslimah melalui topeng fashion. Renungan bagi muslimah, relakah anda dijadikan korban mode oleh orang-orang yang menginginkan agama anda hancur?
Sudah selayaknya kita sebagai wanita muslimah melepaskan belenggu perbudakan modern yang tersembunyi dibalik fashion. Sudah sepantasnya pula kita memerdekakan diri dari penjajahan mode yang memancing wanita berlomba-lomba tampil cantik secara lahiriyah, tetapi lupa untuk mempercantik batiniyah. [voa-islam.com]