Bismillaah
Belajar dari kegagalan itu harus. Tapi
yang karena iastilah itu kita harus gagal dulu baru berhasil. Kita juga bisa
belajar dari kegagalan orang lain.
Pengantar yang cukup aneh (^_^)
Sebagai mahasiswa,
kita harus bersih
dari politik (katanya). Dunia Perguruan Tinggi juga cukup rumit loh Badan Eksekutifnya. Awalnya ane pikir bbiasa aja, ternyata juga ada konfliknya. Ada pengkhianatan kesepakatan dari teman-teman Eksekutif antara Perguruan Tinggi, abis itu ga saling percaya. Bahkana ternyata ada kesenjangan sosial antara Perguruan Tinggi Negeri dengan Perguruan Tinggi Swasta. Aneh ya (?). bayangkan (ayo dibayangin dulu) ada dua BEM besar di Indonesia:
dari politik (katanya). Dunia Perguruan Tinggi juga cukup rumit loh Badan Eksekutifnya. Awalnya ane pikir bbiasa aja, ternyata juga ada konfliknya. Ada pengkhianatan kesepakatan dari teman-teman Eksekutif antara Perguruan Tinggi, abis itu ga saling percaya. Bahkana ternyata ada kesenjangan sosial antara Perguruan Tinggi Negeri dengan Perguruan Tinggi Swasta. Aneh ya (?). bayangkan (ayo dibayangin dulu) ada dua BEM besar di Indonesia:
1. BEMSI (Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia) yang sekarang anggotanya di
dominasi oleh PTN (catat ya didominasi,
bukan semua)
2. BEMNUS
(Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara) yang juga didominasi oleh PTS ( karena
bisa dihitung yang negeri)
Menurut ceritanya,
BEMNUS ini ada karena beberapa PTS merasakan adanya diskriminasi di BEMSI. Kalau
dari PTN mereka bilang merasakan ketidakcocokan pemikiran dalam BEMSI itu
sendiri.
O iya,
perlu digaris bawahi sekarang ane dipihak nonblok loh. Tanpa berbohong kampus
ane tergabung dalam salah satu blok diatas tadi. Selaku Pejabat Badan Eksekutif
(alah gayanya pejabat) Mahasiswa, ane mengajak teman- teman yang
baca(mudah-mudah an ada yang baca yaa,,,aamiin) untuk membuka
mata (hayo dari tadi yang udah buka mata sebelum disuruh mesti loncat-loncat 9 x biatr ganjil).
mata (hayo dari tadi yang udah buka mata sebelum disuruh mesti loncat-loncat 9 x biatr ganjil).
Kalau dipikir-pikir
dan dikilas balik, jika kita sesama pejabat eksekutif antara Perguruan Tinggi
bisa saling memahami, tanpa ada ego dan rasa harga diri yang terabaikan maka
semua ini tidak akan terjadi (gerakan blok maksudnya)
Tidak ingin
menyalahkan (tapi ga tau bahasa lainnya yang lebih halus) semua ini pasti
berawal dari diskriminasi didaerah, karena kalau seandainya ada hubungan yang
sangat baik, apalagi secara emosional maka jika ada konflik di pusat masing-
masing daerah akan tetap berpelukan ala teletubis. Dan tidak mungkin kan satu
daerah memisahkan diri dari daerah lain, ntar mau bareng siapa (dikucilin donk
namanya)
Tapi karena
hubungan emosional masing-masing daerah yang kurang baik. Maka beberapa PT
antara daerah membuat satu blok lagi (maap terlalu tragis mengatakan BLOK). Secara
tidak langsung disini menyalahkan PTN ya (maap ya untuk pejabat Eksekutif PTN yang
baca (^_^) )/(heh ngarep dibaca.hm hm iya donk). Tapi gak bisa juga, karena balik lagi ke tadi yaitu hubungan
emosional Badan Eksekutif Mahasiswa antara PT. Kalau menurut cerita, didaerah
ane selain adanya diskiriminasi dalam suatu acara, juga adanya pengkhianatan
daroi salah satu PT di BEMSI nya atas kesepakatan yang telah disepakati di
daerah sebelumnya (karena kalau yang ini ane tau konfliknya) tetap salah,
karena sudah melanggar janji.
Tapi ane
juga ga suka dengan sikap dari BEMNUS daerah ane yang seolah-olah iri, lebih halusnya
jadi mengghibah yang kampus BEMSI. Lapang dada aja apa salahnya sih, because
kalau disempitin bakalan lebih sempit.
Semoga ada
manfaat bagi yang baca ya... apalagi untuk para pejabat eksekutif mahasiswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar