“Gadis cantikk.!! Kenapa kau menangis?? Lihat
diluar sana masih banyak emas yang belum kau raih?”
Aku ingin menagis, tetap menangis. Mengeluarkan
semuanya. Ya Alloh, kenapa aku rapuh dalam langkah? Aku merasa orang paling
sengsara, padahal masih banyak yang lebih kurang dariku. Tapi air mata ini tak
mau mengalah. Tolong, aku bosan dengan kesedihan yang datang disaat aku baru
akan merasakan bahagia. Sungguh, baru akan!!! Kenapa aku sulit mensyukuri semua
nikmat? Baru akan terasa bahagianya keluarga dan sahabat. Tiba2 kembali sirna
Aku tak kuasa menahan tangis, ayah aku
ingin selalu bahagia!! Apa aku salah?? Kenapa ayah diam?!! Jawab ayah,! Ayah meninggalkan
luka yang banyak untukku sekarang. Aku rapuh ayah, tak sekuat yang engkau
bayangkan untuk ditinggalkan. Aku ingin semua kembali seperti saat ada ayah!! Ayah
tolong jawab aku! Jangan hanya diam dengan senyuman dingin itu!
Keluarga ini tak seindah dulu ayah, hanya
ibu yang tak berubah. Aku tak kuat melihat kesedihan dan beban ibu. Aku tak
bisa menjadikan posisi ayah untuk ibu. Terasa sangat sulit untuk menjadi
dewasa.
Aku tak meyalahkan ayah pergi, tapi kenapa
ayah juga bawa kebahagiaan kami? Harus berapa air mata lagi yang ku keluarkan? Kenapa
bahagia itu sulit. Sungguh aku tak sekuat apa yang tampak. Sakit yang entah
dari mana asalnya selalu menghukumku. Aku sakit, sakit yang selalu menggerogoti pikiranku.
Utuhkan persaudaraan kami yang terberai
ayah, kenapa ayah bawa! Sehingga kepada siapa ini harus ku jaja.! Kenapa hanya
diam dengan baju kemeja biru itu? Tak terasakah air mata gadismu telah membuat
kaca yang menutupimu basah? Ayolah ayah, katakan sesuatu! Lihat sekarang ibu
yang sering sakit, mbak ratna yang tak mau tau dengan kami karena hasutan
suaminya tentang ibu, mas dzakii yang sibuk dengan urusannya hingga sering tak
sempat mengurus ibu. Aku tak bisa selamanya didekat ibu, karena cita2 yang kau
titipkan padaku. Tapi aku juga tak bisa mengadu, untuk sakit yang selalu.
Kenapa setiap hari air mata ini harus
keluar? Ayah aku mohon katakan pada mereka, aku tak sekuat apa yang mereka
kira. Untuk menyelesaikan masalah sendiri saja tidak bisa kenapa percaya padaku
untuk memecahkan masalah mereka.
Air mata ini tak berhenti mengalir ayah. Untuk
rasa yang tak pernah terungkap. Untuk sakit yang tak pernah terobat. Aku telah
berusaha menjadi malaikat kecil walaupun tak berarti untuk mereka, tapi kenapa
aku harus menyerah?!
Terlupakah aku akan janji Alloh?? Itu semua
sudah sesuai kesanggupan ku. Tapi jujur Tuhan, terasa sakit luar dan dalam. Aku
malu senantiasa menangis di saat mengadu ditengah malam kepada-Mu.
Air mata ini juga tak terbendung saat
mendengar suara ibu, yang sendiri. Aku juga ingin disana. Tanpa ada satupun
yang kupinta, walau semua terlihat nyata untuk disapa.
Ah aku ingin kembali remaja, disaat ayah
selalu ada untuk solusi, ibu yang tak pernah merasa sepi. Dan persaudaraan yang
indah antara kami saat canda tawa yang mengalir dan perseteruan yang selalu
habis dibawa air.
untuk ulat bulu yang akan berubah
hiasilah dunia dengan kilau sayap kupukupu
aku yakin kau bisa jadi luarbiasa
berjanjilah jangan menagis lagi gadis cantik
yakinlah Alloh menjaga ayah disana
ga
nyambung mesti disambungin yaaaa. mencoba melankolis,hehehe............ huaaa ga kreatiipp
haaa...ternyata ga bisa bikin sesuatu yang mengharukan........ga kreatippp
BalasHapustetap semangat aja....:)
BalasHapussangat mengharukan kok..hehehe*bohong tapi