bismillaah
Setiap
menjelang, saat tanggalnya, dan beberapa hari yang setelah tanggal 25 desember
kegalauan (galau loh galau) hati barkaitan dengan judul saat ini. Yup, itu
adalah perilaku (hehe perinya ternyata laku dijual loh) saudara-saudara ane and
temen2 ane sesama muslim yang mengucapkan selamat hari natal kepada
kawan-kawan, teman-teman, tetangga, atau teman sekampus mereka.
Menurut
ane ini adalah fenomena (ciee bahasanya) yang aneh (tetap pokus). Lho kok
aneh?! Biarkan ane jelasin dulu yah...
Untuk
memahami pemberian gelar yang kejam terhadap perilaku demikian (yang menjadi
pelaku pengucapan selamat hari raya kepada orang beragama lain), kita semua
harus memahami makna dari kata-kata kalimat ucapan selamat itu, tanpa
mengabaikan status subjek dan objek dalam kalimat itu sendiri.(siip enter)
Yuk
mari (roma kelapa)
1. Defenisi
selamat yang terdapat dalam kamus besar bahasa indonesia adalah harapan
terbebas dari bahaya, harapan tercapainya maksut, dan harapan sejahtera. Bisa
disimpulkan bahwa selamat berarti harapan tidak celaka, todak kurang satu
apapun. Dan kata selamat juga ungkapan rasa senang akan terjadinya sesuatu.
Seperti dalam kalimat : “selamat datang!” itu mengandung ekspresi atau ungkapan
senang akan datangnya seseorang.
2. Hari raya
memiliki arti hari besar, hari yang diagungkan untuk memperingati sesuatu yang
penting. Ane ambil hari natal ( berhubung populer selain hari raya islam). Hari
raya nata berarti hari yang di agungkan untutki memperingati kelahiran Nabi Isa
. terlepas dari tidak adanya kejelasan dan data yang akurat tetnatng 25
desember sebagai hari lahir beliau, tanggal ini sudah menjadi kesepakatan
kebanyakan umat jristen, dan umat kristen telah menjadikan perayaan natal ini
sebagai ibadah. Karena memang demikian setiap agama, perayaan merupakan ibadah.
3. Adalah
pengetahuan tentang status subjek (pelaku ucapan selamat) dan objek(objek itu
yang biasa ada di persimpangan kan...abang tukang objek,,hehehe) no coment ah!
Dalam tulisan kali ini subjeknya adalah orang yang tidak seagama tentang
objeknya.
Nah
setelah didefenisi tiap kata, dan status nya adalah
Selamat
hari raya
Berarti :
saya senang dengan apa yang anda rayakan, dan saya berharap anda dapat mencapai
maksud dan tidak celaka dalam beribadah mengagungkan har yang diperingatinya
peristiwa penting dalam agama anda.
Nah
pinter kan ane. Cukup panjang ya ternyata.
4. Dan itu
adalha sifat dasar semua agama, yaitu ekslusifitas yamg bisa diartikan dengan
keselamatan. Kalau diagama ya berarti keselamatan di akhirat nantinya. Dan bagi
suatu agama, keselamatan diakhirat hanyalah dimiliki oleh para penganutnya,
berarti yang lain masuk neraka,,,iya kan?
Artinya
lagi bagi seseorang yang menganut sebuah agama apa apa yang dikerjakan sebagai
ibadah oleh agama lain adalah percuma dan sia-sia( percuma dan sia2 apa bedanya).
Yang benar hanyalah agama yang dianutnya. Yang lain sesat,,,bener kan?
Nah,
setelah ane mengurai 4 point tadi mulai nampak wujud asli dari arti ucapa
selamat hari raya yang diucapkan kepada agama lain, yang menurut ane adalah
pernyataan yang aneh. Karena bagaimana mungkin kita senang dan berharap
keselamatan yang tercurah kepada orang lain yang jelas2 ada dalam kesesatan??
Bagaimana mungkin tidak kejam??jika kita memberi selamat atas ketidak selamatan
orang lain. Gimana ga kejam, kita senang saat orang lain bercanda dengan maut
di pinggir jurang, gimana kita senang saat orang lain merayakan sesuatu yang
sia2(menurut kita yang agama berbeda), bahkan membawa celaka.
Bagi
orang2 yang tidak sependapat,(pasti ada) mungkin salah satu alasan pembenaran
pendapat mereka adalah
TOLERANSI. Masalah nya apakan yang dimaksud dengan toleransi??
TOLERANSI. Masalah nya apakan yang dimaksud dengan toleransi??
Dalam
KBBI( kamus besar bahasa indonesia) toleran mengandung arti bersifat menenggang,
menghargai, membiarkan, atau membolehkan. Yang artinya, orang yang tidak
mengucapkan selamat hari raya pada umat beragama lain tidak bisa disebut tidak
toleran. Karena toleran sendiri artinya membiarkan. Jika seseorang membiarkan
umat beragama lain merayakan hari rayanya, maka seseorang tersebut dikatakan
telah melakukan toleransi, meskipun tidak mengucapkan selamat.
Begitu
juga sebaliknya, orang yang mengucapkan selamat hari raya pada umat beraga lain
tidak begitu saja mendapat gelar toleran. Karena tidak ada kaitannya antara
ucapan selamat dengan arti toleran. Apalagi dengan dasar-dasar(baju batik yang
dijual dipasar, sekarang lagi trend lhh..hehehe) yang telah ana kemukakan tadi,
maka orang tersebut(disebut-sebut) justru melakukan tindakan tidak toleran,
karena senang dengan kesesatan orang lain.
Dasar-dasar
(baju batik) tambahan adalah sifat dasar agama yang lain, yaitu misionaritas.
Artinya pengajakan(hayo ukhti pada tau kannn). Tiap-tiap agama memberikan
perintah kepada penganutnya untuk bisa menyebarkan dan mengajak orang lain
untuk memeluk agamanya.
Nah,
dengan dasar(baju batik lagi) ini bagaimana mungkin seseornag penganut agama
menjalankan kemisionarisan agama jika yang dilakukan adalah memberi selamat
kepada orang lain, yang tentu saja sangat kontraproduktif(eh bener ga sih ada
istilah ini). Berlawanan banget maksudnya..
Belum
lagi jika kita mengangkat keseitaan pada agama yang kita anut, maka tentu saja
agama kita mengajarkan menjaga diri dari tindakan-tindakan yang bisa dianggap
membenarkan agama lain. Maka dari itu, dimana loyalitas pada agama? Jika ucapan
selamat hari raya pada uamt beragama lain ternyata dilarang oleh agama kita,
ini malah bisa dibilang perselingkuhan(ihhh serem yah bahasanya). Yup
perselingkuhan karena kita mengorbankan ajaran agama kita yang harusnya kita
pegang teguh(anak tetangga sebelah), hanya demi nafsu sesaat untuk dianggap
toleransi, menghargai, mengormati dan perasaan-perasaan lainya yang kita anggap
menguntungkan.
Akhirnya
seorang karyawan melanggar syari’at agama demi basa-basi ucapan selamat hari
raya kepada bos yang beda agama. Akhirnya seorang pembantu melakukan suatu yang
haram dalam agama demi membohongi majikan yang merayakan hari agamanya.
Akhirnya seorang guru menggadaikan(di penggadaian terdekat) loyalitas pada
agama yang dianut demi rasa ketidak enakan pada kepsek yang berbeda agama. Akhirnya
dunia ini penuh dengan kepalsuan(nava urba),,,ckckckck.
Untuk
itu ana ingin pesen kalau kita jangan berlebihan mengartikan toleransi. Mari
kita proposional dalam mengartikan dan mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Rasulullah tidak pernah mengucapkan selamat hari raya kepada
yahudi dan nasrani padahal sejak kecil beliau sampai akhir masa kenabian hidup
berdampingan dengan mereka. Apakah dengan demikian kita berani mengatakan /
memberi gelar tidak toleransi pada Beliau???
Diriwayatkan
oleh imam bukhari dan muslim dari ibnu abbas ra, bahwasanya Rasululkah
Sallallahu ‘alaihi wassalam ketika mengutus Mu’az ke Yaman, beliau bersabda
kepadanya :”sesungguhnya engkau mendatangi suatu kaum ahlul kitab, maka
hendaklah yang pertama engkau lakukan adalah mengajak mereka kepada bersaksi
tiada Tuhan yang haq melainkan Alloh”
sumber jangan mau jadi muslim dodol agung satriawan
tulisannya banyak yang salah sis....rada susah bacanya..hehehe
BalasHapus